Malam hari, ketika
mencium aroma kamar yang masih sama, sembari mereguk segelas capuccino hangat,
dibawah langit yang gerimis. menebar riuh, beradu riang, dan menganggap
semuanya akan baik-baik saja... bisa
sedikit melupakan galau dan dilema nya skripsi.
Aku bahagia, tapi bukan karena judul skripsi di terima, tapi hadirnya perasaan ini lah yang membuat ku bahagia... aku lupa kalo sebenarnya aku mahasiswa yang harus menyelesaikan skripsi dan aku lupa kalo aku masih jomb lho.
Sudah lama aku tidak merasakan perasaan ini
lagi... belum ada yang membuat aku benar-benar seperti yang aku rasakan sekarang ini...
bukan berarti sebelumnnya aku tidak bisa move on dari mantan. Hanya saja belum
datang sosok yang membuat aku seperti ini...
Ada sosok seorang wanita yang membuat darahku tersirat
sampai ke ubun-ubun dan jantung terasa mau lepas, kebelet BAB... ya kalo jantung udah berdetak kencang lansung kebelet
BAB...pas ke toilet malah gak jadi...* lha kok ngomongin BAB sih
Ya... sosok seorang wanita muda yang membuat aku
hidup lebih bergairah, membuatku lebih dekat dengan tuhan...yang membuat ku
menemukan jati diriku...yang membuat ku rela berkorban dan berjuang... :D
Aku akan terus berjuang untuk mendapatkan hatinya...
Aku merasa dia memberikan sebuah kekuatan atau energi
kepada ku... seolah olah dia adalah seorang magician... yang membuat ku
terhipnotis
Sungguh, lukisan
garis-garis rautnya itu, selalu saja membuat raga ini terasa ngilu, dan saat
semua itu datang, aku hanya bisa mengerti satu hal, betapa cinta itu memberi
energi...
Bahkan aku tidak
peduli dengan jarak yang menyekat... dari awal bertemu aku sudah terpana dengan
wanita ini... dia memang terlihat pemalu tapi itulah yang membuatku semakin
penasaran...
Entah kapan tepatnya
perasaan cinta ini datang,,,itulah kekuasaan Tuhan yang memiliki hati ini, dan
Tuhan juga yang bisa kapan saja membolak balikan hati ini... Ya Allah. Jika dia benar untukku.
Dekatkanlah hatinya dengan hatiku. Jika dia bukan milikku. Damaikanlah
hatiku dengan ketentuanMu. Amin.
Kemaren aku sempat
bertemu dengannya itupun hanya mengeluarkan sepatah dua patah kata yang sayup
terdengar oleh lantunan keras nya suara musik.
Aku belum tau entah
bagaimana perasaannya terhadapku, tapi yang jelas mencintainya saja sudah buat
aku bahagia apalagi aku bisa memilikinya tak terbayangkan olehku bahagianya,
sama halnya dengan membayangkan kehidupan di surga kelak...
Disela
nyanyian-nyanyian angin yang sekilas melintas, menggoyangkan ranting-ranting
kurus diujung jalan. Malam sudah semakin membungkuk, mungkin terlalu takut
bertemu pagi. Rembulan sudah mati, hilang pendarnya ditepi subuh, hanya hening
yang terasa.
Aku selalu berdebar
setiap melihat dan mendengar namanya. Belum lagi arsir wajahnya, yang seakan
sudah membatu di kepalaku.
Sejujurnya, aku lebih
suka malam, saat aku bisa sejenak terpejam, dan kembali menemukanmu disana. Kau
muncul seperti jantung cahaya, yang berkilauan di atas samudera tenang tanpa
gelombang.
Dan kelak, ketika
semuanya telah tercapai, aku hanya ingin berlari sekencang-kencangnya, menuju
pelukanmu, dengan sejuta senyum yang menjura...
0 komentar:
Post a Comment